Kasus COVID-19 Melonjak, Jerman Kembali Perketat Lockdown

Kasus COVID-19 Melonjak, Jerman Kembali Perketat Lockdown

JAKARTA - Jelang hari raya Natal 2020, Pemerintah Jerman memutuskan untuk kembali memperketat  lockdown mulai Rabu pekan ini hingga Januari. Lonjakan kasus COVID-19 beberapa pekan terakhir menjadi pertimbangan utama.

"Saya berharap cara yang lebih ringan. Tapi karena belanja Natal jumlah kontak sosial sangat meningkat," kata kanselor Angela Merkel, dikutip dari Reuters, Senin (14/12/2020). "Ada kebutuhan mendesak untuk melakukan sesuatu," tegasnya.

Hanya toko-toko tertentu seperti supermarket dan apotek yang diperbolehkan buka. Demikian juga bank, yang masih diizinkan buka hingga 16 Desember. Salon rambut, kecantikan, hingga studio tato diwajibkan tutup.

Sekolah juga ditutup, sedangkan perusahaan diminta untuk tutup atau mempekerjakan karyawan dari rumah (work from home). Penjualan kembang api dilarang pada malam tahun baru.

Selama 6 pekan terakhir, Jerman telah menerapkan lockdown parsial. Bar dan restoran tutup, tetapi toko-toko dan sekolah masih boleh buka. Beberapa wilayah sudah lebih dulu memperketat pembatasan karena jumlah infeksi meningkat.

"Lockdown ringan memberikan dampak, tetapi tidak cukup," kata perdana menteri Bavaria, Markus Soeder. "Situasi tidak terkendali," katanya.

Jumlah kasus positif maupun kematian COVID-19 dalam sehari di Jerman mencatatkan rekor tertinggi beberapa hari terakhir. Para politisi sudah mengeluarkan peringatan.

Dibanding negara Eropa lainnya, Jerman dinilai lebih sukses mengendalikan gelombang pertama pandemi pada Maret-April. Namun menghadapi gelombang kedua, negara ini kewalahan.

Jumlah konfirmasi positif di Jerman meningkat 20.200 menjadi 1.320.716 menurut Robert Koch Institute for infectious disease. Sedangkan kematian bertambah 321 kasus menjadi 21.787 kasus. BI1

SERTIFIKAT
Smsi

Widget