6 Negara Ini Sebelumnya Sudah Lepas Masker, Kini COVID-19 Melonjak Lagi

6 Negara Ini Sebelumnya Sudah Lepas Masker, Kini COVID-19 Melonjak Lagi

JAKARTA - Beberapa negara di dunia sebelumnya dilaporkan sudah mencabut aturan wajib masker dan melonggarkan pembatasan sosial. Negara-negara tersebut menganggap sudah bisa mengendalikan wabah COVID-19 dengan melihat data kasus harian yang rendah.

 

Namun, setelah beberapa waktu berlalu, dunia kembali mengalami lonjakan kasus COVID-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti varian Delta yang sangat mudah menular dan kini sudah terdeteksi di 111 negara.

 

Bagaimana dengan kondisi negara yang sudah bebas masker? Berikut rangkumannya seperti dikutip dari BBC pada Kamis (15/7/2021):

 

1. Israel

 

Israel adalah salah satu negara yang bisa dengan cepat memperluas cakupan vaksinasi COVID-19 hingga lebih dari setengah populasi warganya. Pada Februari 2021 lalu, Israel mulai melonggarkan kebijakan pembatasan dan di pertengahan Juni orang-orang berhenti memakai masker.

 

Hingga kemudian varian Delta muncul dan kasus COVID-19 kembali meningkat. Israel mencatat kasus tertinggi dalam empat bulan terakhir pada hari Selasa (13/7/2021), dengan 754 kasus baru. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett akhirnya kembali menerapkan kebijakan pembatasan, termasuk aturan wajib memakai masker.

 

2. Belanda

 

Belanda dilaporkan mulai melonggarkan kebijakan pembatasan pada akhir Juni 2021. Masker ditinggalkan dan para pemuda didorong untuk keluar rumah. Sejak saat itu kasus COVID-19 di Belanda meroket, mencapai tingkat tertinggi sejak Desember tahun lalu. Karena derasnya kritikan, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte akhirnya meminta maaf dan kembali menerapkan kebijakan pembatasan. "Apa yang kami pikir bisa dilakukan, ternyata tidak bisa dijalankan," ujar Mark.

 

3. Korea Selatan

 

Korea Selatan (Korsel) jadi salah satu negara pertama di Asia yang dianggap berhasil mengendalikan pandemi. Pada bulan Juni, Korsel mengumumkan orang yang sudah divaksinasi tidak lagi wajib memakai masker dan bisa berkumpul.

 

Kini Korsel menghadapi lonjakan kasus COVID-19 terburuk yang pernah dialami. Korsel mencatat rekor kasus harian baru tertinggi sepanjang pandemi yaitu 1.615 pada Kamis (14/7/2021). Akhirnya pemerintah kembali menerapkan pembatasan. Di Ibu Kota Seoul, orang-orang dilarang bertatap muka dengan lebih dari satu orang pada jam 18.00 ke atas.

 

4. Swedia

 

Swedia dari awal pandemi lebih mengandalkan kesukarelaan warganya untuk menerapkan langkah pencegahan. Pemerintah hanya mengatur jam buka tempat tertentu dan jumlah orang yang ada di dalam ruangan, seperti misalnya restoran.

 

Kebijakan pembatasan di Swedia dilaporkan mulai melonggar pada 1 Juli. Restoran tidak diatur lagi jam bukanya dan lebih dari 3.000 penonton sudah diperbolehkan menonton pertandingan di stadion.

 

Saat ini kasus COVID-19 di Swedia masih stabil, malah cenderung berkurang. Hanya saja pemerintah menetapkan kewajiban tes bagi seluruh pendatang yang masuk dari luar negeri karena ada kekhawatiran varian Delta.

 

5. Australia

 

Hampir sepanjang pandemi Australia tidak menerapkan kebijakan pembatasan yang luas dan aturan wajib masker. Ini disebut karena reaksi cepat pemerintah yang langsung melakukan lockdown singkat bila ada tanda-tanda peningkatan kasus di satu daerah.

 

Hanya saja sejak kemunculan varian Delta kini salah satu kota terbesar Australia, Sydney, harus menjalani lockdown ketat.

 

6. Amerika Serikat

 

Amerika Serikat (AS) jadi negara yang terdampak cukup parah selama pandemi COVID-19. Kasus harian COVID-19 di AS sempat menjadi yang terbesar di dunia hingga akhirnya program vaksinasi diluncurkan dan perlahan kasus berkurang.

 

Beberapa negara bagian yang memiliki kasus COVID-19 rendah dan tingkat cakupan vaksinasi tinggi kemudian melonggarkan pembatasan termasuk aturan wajib masker. Hal ini juga didasari oleh rekomendasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang sempat mendukung kebijakan lepas masker bagi orang-orang sudah divaksinasi.

 

Secara nasional kasus COVID-19 di AS masih dianggap rendah dibandingkan sebelumnya. Hanya saja beberapa negara bagian mengalami lonjakan kasus hingga akhirnya kembali menerapkan kebijakan pakai masker.  (detik)

SERTIFIKAT
Smsi

Widget