Pengusaha Rusia Buka Sayembara Berhadiah Rp14,3 Miliar untuk Tangkap Putin

Ilustrasi - Net

Pengusaha Rusia Buka Sayembara Berhadiah Rp14,3 Miliar untuk Tangkap Putin

JAKARTA - Pengusaha Rusia, Alex Konanykhin, membuka sayembara tangkap Presiden Vladimir Putin. Siapa pun yang bisa menangkap Putin akan mendapatkan hadiah US$1 juta atau sekitar Rp14,3 miliar (kurs Rp14.383 per dolar).

Sayembara itu dibuka karena Konanykhin ingin Putin ditangkap sebagai penjahat perang usai meluncurkan serangan militer ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022). 

"Saya berjanji membayar US$1 juta kepada petugas yang sesuai dengan kewajiban konstitusional mereka, menangkap Putin sebagai penjahat perang di bawah hukum Rusia dan internasional," ujar Konanykhin dalam sebuah unggahan di Facebook, Rabu (2/3/2022).

Selain membuka sayembara, ia juga menyatakan bakal terus mengirimkan bantuan kepada Ukraina demi menahan serangan Putin. Menurutnya, itu bentuk tanggung jawab menolak tindakan Putin yang ia sebut seperti orang-orang Nazi.

"Sebagai seorang etnis Rusia dan warga negara Rusia, saya melihatnya sebagai kewajiban moral saya untuk memfasilitasi denazifikasi Rusia," katanya.

Konanykhin juga bahkan dengan lantang mengatakan Putin bukan merupakan Presiden Rusia. Pernyataan itu disampaikan usai melihat cara Putin mengambil kekuasaan tidak lewat pemilihan umum, melainkan dengan pertumpahan darah.

"Putin bukan presiden Rusia karena ia berkuasa dengan hasil dari operasi khusus meledakkan gedung-gedung apartemen di Rusia, kemudian melanggar konstitusi dengan menghilangkan pemilihan umum yang bebas dan membunuh lawan-lawannya," imbuhnya.

Sebelumnya, Konanykhin mengumumkan sayembara dengan foto Putin yang disertai tulisan 'Wanted: Dead or alive. Vladimir Putin for mass murder." Namun dalam unggahan terbarunya, Konanykhin menyebut unggahan tersebut telah dihapus Facebook.

Dilansir dari Jerusalem Post, ini bukan kali pertama Konanykhin bertikai dengan Pemerintah Rusia. Saat menetap di Amerika Serikat (AS) pada 1996, ia bersama istrinya ditangkap agen imigrasi federal dengan tuduhan melanggar persyaratan visa.

Kasus tersebut dipicu klaim otoritas Rusia bahwa Konanykhin menggelapkan US$8 juta dari Bank Pertukaran Rusia di Moskow. Selanjutnya, sejumlah agen badan intelijen AS (FBI) bersaksi mafia Rusia telah membuat kontrak untuk membunuh Konanykhin.

Selain itu, kesaksian lain datang dari mantan agen badan intelijen Uni Soviet (KGB) yang mengatakan bahwa dia memiliki keraguan tentang tuduhan penggelapan uang yang diajukan terhadap Konanykhin.

Selama masa persidangan, Konanykhin bersaksi beberapa rekanan perusahaannya di Bank Pertukaran Rusia mulai menekannya untuk mendapatkan uang. Kemudian mereka juga disebut membuat ancaman dan mendorongnya untuk pindah ke Hungaria.

Lebih lanjut, Konanykhin mengeluh tentang ancaman dari pejabat Rusia dan bahkan dari Presiden Rusia saat itu, Boris Yeltsin.

Meski demikian, otoritas Rusia mengklaim bahwa versi Konanykhin tentang peristiwa itu adalah palsu dan bertujuan untuk memfitnah.

Sebuah penyelesaian untuk kasus ini akhirnya tercapai dan Konanykhin dibebaskan dari penahanan serta diberikan suaka politik.C - Net

SERTIFIKAT
Smsi

Widget