Kerukan Hantipan Alami Pendangkalan,    Akses Menuju 2 Kecamatan di Selatan Katingan Terganggu

Tampak kerukan Hantipan mengalami pendangkalan akibat musim kemarau, menyulitkan perjalanan transportasi jalur air dari dan menuju wilayah selatan Kabupaten Katingan.

Kerukan Hantipan Alami Pendangkalan, Akses Menuju 2 Kecamatan di Selatan Katingan Terganggu

KASONGAN - Kerukan Hantipan menjadi  satu satunya jalur bagi masyarakat dua kecamatan di Katingan, yakni Mandawai dan Kecamatan Katingan Kuala, untuk keluar menuju Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim) maupun ke Kasongan, ibukota Katingan.

Namun saat musim kemarau, kerukan sepanjang kurang lebih 30 kilometer itu mengalami pendangkalan yang cukup serius. Akibatnya, kelotok yang biasanya hilir mudik membawa penumpang dan barang, terpaksa berhenti beroperasi.

Gantinya, masyarakat  terpaksa harus naik ces atau alkon saat ingin berpergian. Itupun penumpang harus rela ikut mendurung alkon karena kandas.

Kesulitan yang dialami oleh masyarakat di bagian selatan Katingan itu, selalu dialami  saat musim kemarau tiba. Seperti kemarau tahun ini, bukan hanya rugi waktu namun dari segi keuangan juga sangat dirasakan.

Dalam kondisi normal, dari transmigrasi Katingan 1 ke Sampit, ongkos yang dikeluarkan paling tinggi Rp135,000 untuk satu orang sekali jalan. Sementara  musim kemarau seperti saat ini, biaya dari Trans Katingan 1 ke Desa Kampung Melayu Rp50,000, Kampung Melayu ke Hantipan Rp100,000, Hantipan ke Sampit Rp80,000.

"Jadi untuk Pulang Pergi (PP) harus mengeluarkan biaya Rp460,000 untuk satu orang saja," kata Suwito, salah seorang warga dari Transmigrasi Katingan 1, Senin (3/5/2021).

Ia berharap ada perhatian yang serius dari pemerintah daerah Kabupaten Katingan, dan para wakil rakyat khususnya dari Daerah Pemilihan II, untuk mencari solusi mengatasi kesulitan masyarakat yang berada di bagian selatan. "Sebab, Kerukan Hantipan satu-satunya akses tercepat kalau ingin ke Sampit atau ke Kasongan," imbuhnya. Kt1

SERTIFIKAT
Smsi

Widget