Kembali Panas, China Sebut Virus Corona Didalangi AS
JAKARTA - Hubungan AS dan China kembali memanas. China kesal karena isu teori virus Corona bocor dari lab Wuhan tidak juga mereda. Bahkan WHO yang awalnya menepis teori itu kini menganggapnya tidak bisa diabaikan. Tak tinggal diam, Negeri Tirai Bambu pun menyerang balik melalui media sosial.
China dilaporkan mengerahkan berbagai cara agar teori bahwa virus Corona berasal dari Amerika Serikat menggaung. Teori ini adalah isu lama, namun belakangan dimunculkan lagi.
Pada intinya, China ingin agar laboratorium di Amerika pun diinvestigasi, khususnya di Fort Detrick, Maryland, yang merupakan fasilitas riset senjata biologi militer AS, terletak 80 kilometer dari Washington.
Beberapa teori konspirasi dimunculkan, misalnya tentara AS membawa virus itu dari Fort Detrick ke Wuhan oleh tentara Maatje Bennasi yang berkompetisi di Military World Games di Wuhan pada Oktober 2019. Ada pula isu penyakit paru-paru di sekitar Fort Detrick walaupun tak terbukti kebenarannya.
"Tidak ada dari klaim itu didukung oleh bukti kuat. Namun bukan itu poinnya. Tuduhan terus menerus dan konsisten Beijing tak diragukan menimbulkan kecurigaan pada lab itu, terutama di wilayah dunia di mana ada ketidakpercayaan terhadap kebijakan luar negeri AS," sebut Bret Schafer, pengamat dari Alliance for Securing Democracy.
China sudah menolak investigasi ulang pada lab Wuhan. "Kami tidak akan menerima rencana penelusuran asal seperti itu, dalam beberapa aspek, mengabaikan akal sehat dan menentang ilmu pengetahuan," kata Zeng Yixin, wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional (NHC), kepada wartawan.
Sejauh ini memang belum ada bukti teori kebocoran virus Corona dari lab Wuhan, demikian juga dengan teori Fort Detrick. Namun China terus menggaungkannya, mungkin dengan harapan menjadi isu besar.
Teori itu ada di semua media sosial, baik Facebook, Twitter, Weibo, WhatsApp, sampai YouTube. Maret silam, tak kurang dari juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, berkicau mengenai tudingan virus Corona dari Fort Detrick, yang kemudian juga disuarakan media milik pemerintah China, Global Times.
"Alat propaganda luas dan jaringan China bekerja dengan pintar untuk fokus pada tudingan terhadap Fort Detrick," cetus Schafer yang dikutip detikINET dari News.com.au.
"Sejak Maret 2020, pemerintah China dan medianya telah menyebut Fort Detrick di lebih dari 400 artikel, video, tweet dan konferensi pers," tambah dia. BI1
Wah, Artis Hana Hanifah dan Pengusaha A Sudah Sama-sama Bugil Saat Digerebek
Petinju Kalteng Eiger Lamandau Kembali Naik Ring 2 April
Nah, Bupati Kotim Supian Hadi Dipanggil KPK Sebagai Tersangka Kasus Tambang
Kisah Berto, Petani Muda dari Pendahara
Berhasil Juarai WBC, Eyger Lamandau Disambut Bak Pahlawan oleh Kapolda Kalteng
Denda Rp250 Ribu Menanti Warga Kalteng yang Tak Pakai Masker, Pergub Sudah Terbit
Pertengkaran di Ujung Malam Berakhir Kematian Tragis, Suami Gantung Diri Setelah Bunuh Istri
Pasien COVID-19 Membeludak, Ruang Perawatan Penuh, Pemko Palangka Raya Cari Tempat Penampungan Baru
Minuman Tradisional Kalteng Baram dan Arak Akan Dilegalkan
Jalan Provinsi Ruas Palangka Raya - Kurun Rusak, Ini Saran DPRD Gumas