Suasana Imlek di Beijing - Net
Kematian akibat Covid di China Diprediksi Tembus 36 Ribu Sehari Pada Imlek
BEIJING - Kasus Covid-19 di China diperkirakan bisa menembus 36 ribu kematian dalam sehari saat jutaan warga berlibur merayakan Tahun Baru Imlek mulai akhir pekan ini.
Perkiraan itu terlihat dalam hasil prediksi yang dirilis lembaga penelitian Airfinity awal pekan ini.
Prediksi itu dirilis menjelang libur Imlek di China yang akan dimulai pada 22 Januari hingga 5 Februari.
"Perkiraan angka kematian [akibat Covid-19] mencapai 36 ribu per hari pada 26 Januari saat Festival Tahun Baru Imlek," demikian pernyataan Airfinity yang dikutip Radio Free Asia, belum lama ini.
Pernyataan itu kemudian berlanjut, "Jumlah ini lebih tinggi dari perkiraan kami sebelumnya yang mencapai 25 ribu [kematian imbas Covid-19] per hari."
Lebih lanjut, Airfinity menyatakan prediksi itu muncul setelah mengamati sejumlah rumah sakit dan krematorium yang aktivitasnya meningkat belakangan ini.
Krematorium di China terus melakukan pembakaran jenazah di tengah kenaikan tingkat kematian akibat virus corona.
Kondisi itu juga terekam satelit Maxar Technologies.
Dari citra-citra yang dikumpulkan satelit, tampak peningkatan aktivitas di rumah duka di enam kota. Kota itu di antaranya Beijing, Nanjing, Chengdu, dan Kunming.
Foto dari satelit juga memperlihatkan banyak kendaraan mengangkut jenazah. Tampak pula anggota keluarga mengantre untuk kremasi lebih banyak dari tahun lalu.
Selain angka kematian, Airfinity juga menghitung perkiraan kasus harian Covid-19 di China selama libur Tahun Baru Imlek.
"Di model terbaru kami, kasus [Covid-19] bisa mencapai 4,8 juta per hari dengan 62 juta perkiraan infeksi selama 13 hingga 27 Januari," tulis lembaga penelitian itu.
Sementara itu, Direktur Analitik Airfinity, Matt Linley, memperkirakan gelombang Covid-19 di China kemungkinan berlangsung lebih lama dan besar dari sebelumnya.
Beberapa provinsi seperti Hubei dan Henan, lanjut Linley, akan mengalami kenaikan hingga enam kali lipat jumlah pasien di ICU.
"Kemungkinan banyak pasien yang dirawat bisa meninggal karena rumah sakit yang penuh dan kurang perawatan," ujar Linley.
Presiden China Xi Jinping sendiri mengaku ketar-ketir kasus Covid-19 di negaranya melonjak jelang Imlek.
Kantor berita pemerintah China, Xinhua, melaporkan bahwa Xi mengutarakan kekhawatiran itu ketika ia menelepon sejumlah pejabat Negeri Tirai Bambu.
"Xi mengatakan khawatir terhadap daerah-daerah pinggiran dan penduduk daerah pinggiran setelah negara menyesuaikan aturan Covid-19," demikian pemberitaan Xinhua yang dikutip AFP.
Kekhawatiran Xi bukan tanpa alasan. Pada pekan lalu saja, Komisi Kesehatan Nasional China (national Health Commission/NHC) mencatat 59.938 kematian terkait Covid-19 dari 8 Desember hingga 12 Januari.
Kematian ini diperkirakan akan melonjak ketika China merayakan Tahun Baru Imlek, di mana banyak warga mudik untuk berkumpul dengan sanak saudara.BI1 - Net
Wah, Artis Hana Hanifah dan Pengusaha A Sudah Sama-sama Bugil Saat Digerebek
Petinju Kalteng Eiger Lamandau Kembali Naik Ring 2 April
Nah, Bupati Kotim Supian Hadi Dipanggil KPK Sebagai Tersangka Kasus Tambang
Kisah Berto, Petani Muda dari Pendahara
Berhasil Juarai WBC, Eyger Lamandau Disambut Bak Pahlawan oleh Kapolda Kalteng
Denda Rp250 Ribu Menanti Warga Kalteng yang Tak Pakai Masker, Pergub Sudah Terbit
Pertengkaran di Ujung Malam Berakhir Kematian Tragis, Suami Gantung Diri Setelah Bunuh Istri
Pasien COVID-19 Membeludak, Ruang Perawatan Penuh, Pemko Palangka Raya Cari Tempat Penampungan Baru
Minuman Tradisional Kalteng Baram dan Arak Akan Dilegalkan
Jalan Provinsi Ruas Palangka Raya - Kurun Rusak, Ini Saran DPRD Gumas