
Planet K2-141b - Net
Mengenal Planet Neraka K2-141b
KANADA - Selamat datang di Planet K2-141b yang terletak di luar Tata Surya atau biasa disebut dengan exoplanet. Planet K2-141b disebut juga dengan Planet Lava.
K2-141b ditemukan oleh 'misi K2' Teleskop Luar Angkasa Kepler pada 2018. Namun baru beberapa tahun belakangan para ilmuwan memahami keajaiban planet itu.
Planet Lava merupakan satu dari beberapa yang memiliki fitur paling ekstrem yang ditemukan di tepian luar Tata Surya kita.
Disebut Planet Lava karena planet ini sangat panas akibat mengorbit sangat dekat sekali dengan bintangnya induknya.
Karena itulah, di beberapa wilayah planet terdapat banyak lautan lava cair yang sangat panas dengan kedalaman lebih dari 100 kilometer.
Menurut para ilmuwan dari Universitas McGill, Universitas York, dan Institut Pendidikan Sains India, siklus atmosfer dan cuaca Planet Lava ini bahkan sangat aneh.
Di planet tersebut angin bertiup dengan kecepatan supersonik yang mencapai lebih dari 5000 km/jam atau empat kali kecepatan suara.
Yang lebih aneh lagi, yang turun sebagai hujan di planet ini bukan air, melainkan batu yang sebelumnya menguap.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, para ilmuwan menggunakan simulasi komputer untuk memprediksi kondisi cuaca di K2-141b.
Cuaca ekstrem yang diramalkan oleh analisis para ilmuwan ini dapat secara permanen menggambarkan permukaan dan atmosfer K2-141b yang bisa berubah dari waktu ke waktu.
"Studi ini adalah yang pertama yang membuat prediksi kondisi cuaca di K2-141b, yang dapat dideteksi dari jarak ratusan tahun cahaya dengan teleskop generasi berikutnya seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb," ujar penulis utama penelitian, Giang Nguyen.
Nguyen adalah seorang mahasiswa PhD di Universitas York yang melakukan penelitian di bawah pengawasan Profesor Nicolas Cowan dari Universitas McGill.
Dalam menganalisis pola iluminasi Planet Lava, tim menemukan bahwa sekitar dua pertiga dari K2-141b menghadapi siang hari terus-menerus.
K2-141b termasuk dalam subset planet berbatu yang mengorbit sangat dekat dengan bintangnya. Kedekatan ini membuat planet ini terkunci secara gravitasi di tempatnya, yang berarti sisi yang sama selalu menghadap bintangnya.
Sementara sisi malamnya mengalami suhu dingin di bawah -200 derajat Celcius, sisi siang harinya sangat ekstrem panasnya dengan suhu mencapai 3.000 derajat Celcius.
Suhu tersebut cukup panas untuk tidak hanya melelehkan batu tetapi juga menguapkannya, yang pada akhirnya menciptakan atmosfer tipis di beberapa wilayah.
"Temuan kami memperlihatkan atmosfer sedikit meluas di luar pantai lautan lava, membuatnya lebih mudah dikenali dengan teleskop ruang angkasa," kata Cowan, seorang profesor di Departemen Ilmu Bumi & Planet di Universitas McGill.
Hebatnya, atmosfer planet ini terbentuk dari uap batu yang diciptakan oleh panas yang ekstrem mengalami presipitasi.
Sama seperti siklus air di Bumi, di mana air menguap, naik ke atmosfer, mengembun, dan jatuh kembali sebagai hujan. Begitu juga dengan natrium, silikon monoksida, dan silikon dioksida yang ada di Planet K2-141b.
Di Bumi, hujan mengalir kembali ke lautan, di mana ia akan menguap lagi dan siklus air berulang. Di Planet K2-141b, uap mineral yang dibentuk oleh batuan yang menguap tersapu ke sisi malam yang dingin oleh angin supersonik.
Setelah itu, awan batuan itu akan menciptakan hujan yang akan mengalir kembali ke lautan lava. Arus lautan lava mengalir kembali ke sisi siang hari yang panas, tempat batu menguap sekali lagi.
"Tetapi, presipitasi di K2-141b tidak stabil seperti yang ada di Bumi. Arus balik samudra lava ke sisi siang hari berjalan lambat.
"Akibatnya komposisi mineral akan berubah seiring berjalannya waktu — yang pada akhirnya mengubah permukaan dan atmosfer K2-141b," tulis peneliti.
Langkah selanjutnya adalah menguji apakah prediksi cuaca yang disajikan dalam penelitian ini benar.
Saat ini tim telah memiliki data dari Teleskop Luar Angkasa Spitzer yang seharusnya memberi mereka pandangan pertama tentang suhu sisi siang dan malam Planet Lava.
Dengan peluncuran Teleskop Luar Angkasa James Webb pada tahun 2021, mereka juga dapat memverifikasi apakah atmosfer berperilaku seperti yang diperkirakan.BI1 - Net
Wah, Artis Hana Hanifah dan Pengusaha A Sudah Sama-sama Bugil Saat Digerebek
Petinju Kalteng Eiger Lamandau Kembali Naik Ring 2 April
Nah, Bupati Kotim Supian Hadi Dipanggil KPK Sebagai Tersangka Kasus Tambang
Kisah Berto, Petani Muda dari Pendahara
Berhasil Juarai WBC, Eyger Lamandau Disambut Bak Pahlawan oleh Kapolda Kalteng
Denda Rp250 Ribu Menanti Warga Kalteng yang Tak Pakai Masker, Pergub Sudah Terbit
Pertengkaran di Ujung Malam Berakhir Kematian Tragis, Suami Gantung Diri Setelah Bunuh Istri
Pasien COVID-19 Membeludak, Ruang Perawatan Penuh, Pemko Palangka Raya Cari Tempat Penampungan Baru
Minuman Tradisional Kalteng Baram dan Arak Akan Dilegalkan
Jalan Provinsi Ruas Palangka Raya - Kurun Rusak, Ini Saran DPRD Gumas