
AKSI - Tampak aksi demonstrasi di Kharkiv, Ukraina seiring meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia, beberapa hari lalu - Net
Konflik Rusia Dan Ukraina Semakin Memanas
NEW YORK - Kekhawatiran internasional tentang sikap provokatif Rusia terhadap Ukraina terus berlanjut, bahkan ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menyangkal rencana serangan.
Putin membangun lebih dari 100.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina.
Sementara AS dan sekutu NATO lainnya mengerahkan ratusan tentara ke Eropa Timur.
Pemimpin Rusia itu mengeklaim akan mundur jika NATO melarang Ukraina bergabung dengan aliansinya.
Permintaan yang telah ditolak NATO.
Alastair Kocho-Williams, Profesor Sejarah Universitas Clarkson dalam tulisannya di The Conversation menjelaskan kenapa Ukraina ingin masuk NATO dan memicu ketegangan dengan Rusia.
Komisi Ukraina-NATO pada 1997, sebagai forum diskusi untuk masalah keamanan dan sebagai cara untuk memajukan hubungan NATO dan Ukraina tanpa perjanjian keanggotaan formal.
Keanggotaan dengan NATO akan secara signifikan meningkatkan dukungan militer internasional Ukraina, memungkinkan aksi militer NATO di dalam Ukraina dan bekerja bersama anggota militernya.
Jaminan kekuatan militer ini akan bertindak sebagai pencegahan yang kuat terhadap agresi Rusia.
NATO memiliki batas-batas yang jelas tentang dukungannya kepada negara-negara non-anggota.
Meskipun telah mendukung negara-negara non-anggota seperti Afghanistan selama keadaan darurat kemanusiaan, NATO tidak berkomitmen untuk mengerahkan pasukan ke negara non-anggota.
Penguatan aliansi dengan Barat Keanggotaan NATO juga akan menarik Ukraina lebih kuat ke Eropa, dan membuatnya lebih mungkin bergabung dengan Uni Eropa — tujuan kebijakan lain untuk Ukraina.
Keanggotaan juga akan membantu negara membangun hubungan yang lebih dekat dengan AS.
Sementara di saat yang sama bergabung dengan aliansi bisa menarik Ukraina lebih jauh dari lingkup pengaruh Rusia.
Tetapi ketegangan regional dapat diperburuk jika Ukraina menjadi anggota NATO, karena Rusia mengatakan akan menafsirkan perluasan aliansi sebagai ancaman langsung terhadap negaranya.
Profesor Williams dari Universitas Clarkson menilai Ukraina memang membuat kemajuan dalam memperoleh keanggotaan NATO, namun itu tidak berarti kemungkinan baginya bergabung dengan NATO (jika ada), bisa terwujud dengan cepat.
Semua anggota NATO harus dengan suara bulat menyetujui negara baru, berdasarkan faktor-faktor seperti demokrasi yang berfungsi dan sengketa teritorial eksternal yang belum terselesaikan.
Alhasil, keberadaan pasukan Rusia yang berkemah di perbatasan Ukraina tentu bisa menimbulkan masalah.
Keanggotaan NATO terbuka untuk negara Eropa mana pun yang dapat berkontribusi pada keamanan kawasan Atlantik Utara.
Negara yang ingin menjadi anggota harus mengikuti Rencana Aksi Keanggotaan, sebuah proses aplikasi yang mengharuskan negara-negara merinci kebijakan keamanan dan politik mereka.
Diperlukan waktu 20 tahun bagi sebuah negara untuk menyelesaikan rencana tersebut dan mendapatkan izin masuk, seperti dalam kasus Makedonia Utara.
Mantan presiden Ukraina Leonid Kuchma secara terbuka mengumumkan ketertarikan Ukraina dalam keanggotaan NATO pada Mei 2002.
Ukraina kemudian mengajukan Rencana Aksi Keanggotaan pada 2008.
Proses ini terhenti pada 2010 di bawah mantan Presiden Viktor Yanukovych, seorang politisi yang didukung Putin yang tidak ingin menjalin hubungan dengan NATO.
Ukraina baru-baru ini menghidupkan kembali rencananya untuk bergabung dengan NATO, terutama untuk menghadapi konflik Rusia-Ukraina dan setelah pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014.
Pada 2017, Ukraina mengadopsi amandemen konstitusi yang berkomitmen untuk menjadi anggota NATO.
Selanjutnya pada 2021, Ukraina mengadopsi Strategi Keamanan Nasional yang bertujuan untuk mengembangkan kemitraan NATO-nya.
"Proses aplikasi NATO telah berlarut-larut untuk waktu yang sangat lama,"kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada September 2021.
Ditengah Ancaman Invasi Rusia Menurut Williams, Ukraina yang merdeka dan berdaulat akan mendukung tujuan NATO untuk stabilitas Euro-Atlantik, terlebih Ukraina telah menyatakan urgensi yang lebih besar untuk bergabung dengan aliansi tersebut daripada NATO sendiri.
Tapi dengan Ukraina masuk NATO sekarang dinilai bisa menimbulkan masalah.
Pasalnya ancaman konflik yang akan segera terjadi antara Ukraina dan Rusia, bisa membuat NATO mengambil tindakan militer terhadap Rusia.C - Net
Wah, Artis Hana Hanifah dan Pengusaha A Sudah Sama-sama Bugil Saat Digerebek
Petinju Kalteng Eiger Lamandau Kembali Naik Ring 2 April
Nah, Bupati Kotim Supian Hadi Dipanggil KPK Sebagai Tersangka Kasus Tambang
Kisah Berto, Petani Muda dari Pendahara
Berhasil Juarai WBC, Eyger Lamandau Disambut Bak Pahlawan oleh Kapolda Kalteng
Denda Rp250 Ribu Menanti Warga Kalteng yang Tak Pakai Masker, Pergub Sudah Terbit
Pertengkaran di Ujung Malam Berakhir Kematian Tragis, Suami Gantung Diri Setelah Bunuh Istri
Pasien COVID-19 Membeludak, Ruang Perawatan Penuh, Pemko Palangka Raya Cari Tempat Penampungan Baru
Minuman Tradisional Kalteng Baram dan Arak Akan Dilegalkan
Jalan Provinsi Ruas Palangka Raya - Kurun Rusak, Ini Saran DPRD Gumas