Pemkab Pulpis Masih Belum Izinkan Sekolah Tatap Muka

Sekda Pulang Pisau H Saripudin

Pemkab Pulpis Masih Belum Izinkan Sekolah Tatap Muka

PULANG PISAU - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulang Pisau sampai kini belum memperkenankan melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Tatap Muka. Pasalnya, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) masih berstatus Zona Orange.

Bupati Pulpis H Edy Pratowo melalui Pejabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Pulang Pisau, H Saripudin menegaskan, dimana secara umum Kabupaten Pulang Pisau untuk saat ini belum bisa menerapkan sistem belajar tatap muka di sekolah.

“Sebagaimana daerah-daerah lain yang terdampak COVID-19, saat ini Kabupaten Pulang Pisau belum diperkenankan untuk melakukan proses pembelajaran tatap muka,” tegas Saripudin kepada awak media.

Dia mengakui, pemerintah pusat melalui Mendikbud RI telah mewacanakan akan merevisi kembali SKB 4 menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran yang mengacu pada proses belajar dalam jaringan (Daring) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). “Hanya saja itu untuk daerah yang berada di zona hijau dan kuning, sementara untuk zona oranye seperti di daerah kita ini sepertinya belum diperkenankan,” kata Sekda. 

Ditanya apakah tidak ada pengecualian bagi kecamatan yang terpencil dan berada di Zona Hijau, Sekda menjawab, untuk hal bersifat teknis yang tepat menjawabnya adalah Dinas Pendidikan. “Kalau secara umum kami tetap tidak menganjurkan,” tegasnya.

Untuk diketahui, dari 8 kecamatan terdapat empat kecamatan saat ini berada di zona hijau. Kecamatan itu, Kahayan Kuala, Sebangau Kuala, Jabiren Raya, dan Banama Tingang.

Di tempat terpisah, anggota Komisi I DPRD Kabupaten Pulang Pisau yang membidangi Pendidikan, Suhardi mengatakan, Mendikbud RI Nadiem Makarim mewacanakan daerah yang berada di Zona Hijau dan Kuning boleh melaksanakan proses belajar tatap muka di sekolah.

“Harusnya di dua wilayah Kecamatan, yakni Sebangau Kuala dan Kahayan Kuala, sudah boleh melaksanakan proses belajar tatap muka di sekolah, karena dua kecamatan ini berada di Zona Hijau dan Kuning,” ucap Suhardi.

Lebih lanjut, Suhardi mengaku prihatin dengan kondisi di dua kecamatan yang minim fasilitas internet untuk menunjang proses belajar sistem dalam jaringan (Daring) ini. “Jaringan internet di sana sangat minim pak, ditambah lagi guru dan orang tuanya kebanyakan tidak melek teknologi, ini harus jadi pertimbangan dan perhatian kita bersama,” pungkasnya. PP1

SERTIFIKAT
Smsi

Widget