DEPORTASI - Dua orang warga negara asing asal Pakistan yang dideportasi Imigrasi Sampit, baru - baru ini - Istimewa
Dua Warga Negara Pakistan Dideportasi Imigrasi
SAMPIT - Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sampit Kalimantan Tengah mendeportasi dua orang warga negara Pakistan berinisial IU (28) dan AS (36), pada 10 Februari dan 18 Februari 2022 lalu.
Kedua laki-laki tersebut dikenakan Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) dengan dilakukan pendeportasian melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Kepala Kantor Imigrasi Sampit Bugie Kurniawan di Sampit, Selasa (22/2/2022) mengatakan, sebelumnya kedua warga negara Pakistan tersebut telah dilakukan pendetensian di Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sampit.
Tindakan itu berkat kepedulian dan peran aktif masyarakat yang melaporkan adanya dua orang asing (OA) yang melakukan kegiatan meminta sumbangan dari tokoh agama maupun masjid-masjid yang berada di Kota Sampit dengan cara memaksa dan menimbulkan keresahan.
Pencarian terhadap orang asing tersebut juga melibatkan Polres Kotawaringin Timur yang berhasil membantu mengamankan keduanya yang menginap di salah satu hotel di Sampit.
“Kedua orang asing yang dilaporkan ke Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sampit telah diamankan oleh petugas Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian karena meminta sumbangan dengan cara memaksa yaitu tidak pergi sebelum diberi dan ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat sehingga masuk laporan ke kami," tambah Bugie.
Petugas dari Kantor Imigrasi Sampit juga mendapat informasi dari pengurus salah satu masjid bahwa kedua warga negara Pakistan tersebut tidak akan pergi jika belum menerima sumbangan yang disebutkan akan digunakan untuk membeli Al-Quran huruf Braile 30 Juz untuk diberikan ke pengungsi kaum Khasmir di Pakistan.
Kedua warga negara Pakistan itu masuk ke wilayah Kalimantan Tengah melalui Bandara Udara Iskandar di Pangkalan Bun dari Jakarta.
Mereka menginap selama sembilan hari sambil meminta sumbangan ke masjid-masjid yang ada di Pangkalan Bun.
Selanjutnya keduanya menuju Sampit dengan menggunakan bus.
AS masuk ke Indonesia pada 8 Desember 2020 dengan menggunakan VITAS investor.
Dia kemudian mengajukan EPO pada 12 Januari 2022 dan masuk kembali menggunakan Visa Kunjungan B211A yang berlaku sampai 17 Februari 2022.
Sementara itu IU masuk ke Indonesia pada 24 Maret 2021 menggunakan Visa Kunjungan B211A yang telah beberapa kali perpanjangan sampai dengan 20 Februari 2022.
Dalam kasus ini, AS dan IU telah melanggar Pasal 75 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian dan dikenakan sanksi Tindakan Administratif Keimigrasian berupa pendeportasian dan diusulkan dalam daftar penangkalan. KT1
Wah, Artis Hana Hanifah dan Pengusaha A Sudah Sama-sama Bugil Saat Digerebek
Petinju Kalteng Eiger Lamandau Kembali Naik Ring 2 April
Nah, Bupati Kotim Supian Hadi Dipanggil KPK Sebagai Tersangka Kasus Tambang
Kisah Berto, Petani Muda dari Pendahara
Berhasil Juarai WBC, Eyger Lamandau Disambut Bak Pahlawan oleh Kapolda Kalteng
Denda Rp250 Ribu Menanti Warga Kalteng yang Tak Pakai Masker, Pergub Sudah Terbit
Pertengkaran di Ujung Malam Berakhir Kematian Tragis, Suami Gantung Diri Setelah Bunuh Istri
Pasien COVID-19 Membeludak, Ruang Perawatan Penuh, Pemko Palangka Raya Cari Tempat Penampungan Baru
Minuman Tradisional Kalteng Baram dan Arak Akan Dilegalkan
Jalan Provinsi Ruas Palangka Raya - Kurun Rusak, Ini Saran DPRD Gumas