
Kepala Bidang Dinas Peternakan dan Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau - Hewan Ibrahim
590 Ekor Ternak Babi di Kabupaten Pulpis Mati Mendadak Terserang Virus ASF
PULANG PISAU - Sebanyak 590 ekor ternak Babi di 2 (dua) Kecamatan di Wilayah Kabupaten Pulang Pisau mati mendadak. Kematian 590 ternak babi, tepatnya di Kecamatan Kahayan Tengah dan Kecamatan Banama Tingang ini diketahui terserang Virus African Swine Fever (ASF), atau penyakit virus yang sangat menular pada babi domestik dan babi liar.
Untuk diketahui, Virus ASF ini disebabkan oleh virus DNA dengan untai ganda dari genus Asfivirus dan famili Asfarviridae. ASF virus sangat tahan terhadap pengaruh lingkungan, dan relatif lebih tahan terhadap disinfektan.
Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distan) Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) Slamet Untung Rianto melalui Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Ibrahim, Senin (18/10/2021) membenarkan, dimana di dua Kecamatan seperti Kecamatan Kahayan Tengah dan Kecamatan Banama Tingang terserang virus ASF dan menyebabkan ternak babi masyarakat mati mendadak.
" Virus ASF ini bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis), dan tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat, jadi produk babi dipastikan tetap aman untuk konsumsi," ujar Ibrahim menjelaskan.
Asal mula munculnya wabah ASF di Kabupaten Pulpis, kata Ibrahim, berawal dari pengepul yang membeli ternak babi dari luar yang tidak disertakan dengan keterangan kesehatan hewan. Sementara ternak babi yang baru di beli oleh pengepul itu, di campur dengan ternak babi lokal yang sudah ada, dan menyebabkan seluruh ternak babi tertular virus.
Untuk di ketahui, total kematian babi secara mendadak akibat virus ASF, di Kecamatan Kahayan Tengah dengan kasus merata di 14 Desa dan terbanyak di Desa Tuwung dengan total 245 ekor babi mati mendadak, dan di ikuti desa lainnya di Kecamatan Kahayan Tengah sehingga secara keseluruhan kematian sebanyak 503 ekor babi. Sementara di Kecamatan Banama Tingang pada 14 Desa sebanyak 87 ekor Babi, sehingga total keseluruhan di dua Kecamatan menjadi 590 ekor babi.
" Virus ini menyerang bukan ternak besar saja, tetapi anak-anak babi juga terserang oleh virus ASF. Dan virus ini hanya menular dari babi ke babi, bukan untuk ternak lainnya," ujar Ibrahim menjelaskan.
Bentuk akut ASF, kata Ibrahim, ditandai dengan demam tinggi, depresi, anoreksia dan kehilangan nafsu makan, perdarahan di kulit (kemerahan pada kulit di telinga, perut dan tungkai), aborsi pada babi betina bunting, sianosis, muntah, diare dan kematian dalam waktu 6-13 hari (atau hingga 20 hari). Tingkat kematian bisa mencapai 100%.
ASF dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan babi domestik atau liar yang terinfeksi, kontak tidak langsung, melalui konsumsi bahan yang terkontaminasi (misalnya sisa makanan, pakan, atau sampah), atau vektor biologis (caplak lunak dari genus Ornithodoros).
Lanjut Ibrahim, untuk kedepan, harus adanya pembatasan-pembatasan pada ternak babi, khususnya untuk ternak yang masuk, " Kita jangan mengira ternak babi yang masuk ini adalah babi yang sehat. Justru yang terlihat sehat, tetapi ada penyakitnya, dan inilah harus kontrol pengawasan kesehatan di lalulintas ternak khususnya di karantina-karantina kita atau pengawasan di lalulintas ternak kita, khususnya ternak antar pulau," tegasnya.
Pihaknya mengharapkan, dengan adanya kasus ini, maka perlu adanya kontrol, khususnya di Distan Pulpis pada Bidang Peternakan yang menangani fungsi peternakan, maka diperlukan adanya stok obat-obatan, jika terjadi serangan penyakit maka pihaknya bisa sigap dan cepat, " Sekarang ini kita tidak mempunyai stok obat-obatan, karena keterbatasan anggaran. Akhirnya apa yang bisa kita perbuat, karena tidak adanya stok obat-obatan itu," tegasnya.
Dia mengakui, kalau Sumber Daya Manusia (SDM) di Distan cukup dan dokter hewan pun cukup, tetapi stok obat-obatan yang menjadi kendala, karena tidak tersedianya stok obat-obatan. Untuk itu, lanjut Ibrahim, pihaknya berharap ketersediaan obat-obatan juga menjadi perhatian bersama, terutama dalam penanganan kasus terkait serangan wabah penyakit. PP1
Wah, Artis Hana Hanifah dan Pengusaha A Sudah Sama-sama Bugil Saat Digerebek
Petinju Kalteng Eiger Lamandau Kembali Naik Ring 2 April
Nah, Bupati Kotim Supian Hadi Dipanggil KPK Sebagai Tersangka Kasus Tambang
Kisah Berto, Petani Muda dari Pendahara
Berhasil Juarai WBC, Eyger Lamandau Disambut Bak Pahlawan oleh Kapolda Kalteng
Denda Rp250 Ribu Menanti Warga Kalteng yang Tak Pakai Masker, Pergub Sudah Terbit
Pertengkaran di Ujung Malam Berakhir Kematian Tragis, Suami Gantung Diri Setelah Bunuh Istri
Pasien COVID-19 Membeludak, Ruang Perawatan Penuh, Pemko Palangka Raya Cari Tempat Penampungan Baru
Minuman Tradisional Kalteng Baram dan Arak Akan Dilegalkan
Jalan Provinsi Ruas Palangka Raya - Kurun Rusak, Ini Saran DPRD Gumas