Warga memanen ikan di Sungai Kalaru, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan.
Sungai Kalaru di Kamipang, Antara Cerita Mistis dan Ikan yang Melimpah (1)
KASONGAN - Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, terkenal paling banyak memiliki Danau, dibanding 13 Kecamatan yang ada di DAS Katingan. Namun saat berkunjung ke Kecamatan Kamipang, rasanya masih kurang afdol kalau tidak menyempatkan diri menyelusuri Sungai Kalaru.
Sungai yang cukup melegenda dan berbau mistis, masuk wilayah Desa Telaga. Konon sungai sepanjang 36 Km yang berhulu di daerah kilometer 25 jalan Kasongan-Sampit itu, dihuni oleh sekelompok makhluk yang tidak terlihat secara kasat mata, yang dipimpin oleh sosok yang sangat fenomenal yaitu Haji Amin atau Haji Amin Kalaru, yang pusat kekuasaanya berada di Tarantang atau Alun-alun yang diyakini masih ada sampai saat ini.
Namun di balik cerita mistis, Sungai Kalaru menyimpan sumber daya alam yang melimpah. Berbagai species ikan lokal atau ikan sungai masih berkembang biak di sungai ini.
Sungai Kalaru sudah menjadi bagian dari nafas kehidupan nelayan tradisional dan masyarakat sekitar sejak turun temurun sampai saat ini.
Sabtu (6/3/2021), dengan menggunakan alkon, Saya bersama Said, salah satu warga Desa Telaga, menyelusuri Sungai Kalaru. Ini merupakan yang kesekian kalinya saya menyelusuri sungai itu. Bedanya kunjungan Saya kali ini bertepatan dengan musim kemarau, dan musim panen ikan. Saya pun penasaran ingin melihat bagaimana proses dan alat tangkap tradisional apa yang dipakai.
Sebelum masuk, di muara tampak ratusan kain kuning yang sengaja diikatkan di pohon beringin, bahasa Dayaknya Lunuk. Kain kuning itu bak umbul-umbul sebagai ucapan selamat datang di Sungai Kalaru dengan berbagai ukuran. Bahkan sebagian sudah lusuh berguguran tertimbun dedaunan.
Konon kain kuning yang bergelantungan tersebut memang sengaja diikat sebagai tanda karena niat atau keinginan seseorang tercapai.
Namun hal itu dibantah oleh tokoh nasyarakat Desa Telaga, Suharjo.
Menurut Suharjo, itu hanya mitos yang sudah terlanjur berkembang dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan keberhasilan atau kegagalan seseorang.
Kembali ke Sungai Kalaru, akibat kemarau alur sungai yang dilalui mulai mengecil. Di kiri kanan alur sungai nampak beberapa alat tangkap ikan Tradisional seperti jaring (rengge), pangilar dan alat tangkap ikan lainnya terdampar diatas pantai. Itu bukan berarti tidak diurus, namun sengaja dibiarkan oleh pemiliknya, karena Nelayan Tradisional sedang fokus pada Salambau.
Setibanya di lokasi pemasangan Selembar, Saya sempat dibuat tercengang hampir tak percaya begitu melihat ratusan ikan Toman, bahasa Dayaknya Lauk Tahoman, berloncatan ingin melepas diri dari sebuah alat tangkap Tradisional berupa Salambau milik Lulung, warga Desa Telaga.(bersambung)
Oleh:
M Effendi - Wartawan baritaitah.co.id dengan wilayah liputan Kabupaten Katingan
Wah, Artis Hana Hanifah dan Pengusaha A Sudah Sama-sama Bugil Saat Digerebek
Petinju Kalteng Eiger Lamandau Kembali Naik Ring 2 April
Nah, Bupati Kotim Supian Hadi Dipanggil KPK Sebagai Tersangka Kasus Tambang
Kisah Berto, Petani Muda dari Pendahara
Berhasil Juarai WBC, Eyger Lamandau Disambut Bak Pahlawan oleh Kapolda Kalteng
Denda Rp250 Ribu Menanti Warga Kalteng yang Tak Pakai Masker, Pergub Sudah Terbit
Pertengkaran di Ujung Malam Berakhir Kematian Tragis, Suami Gantung Diri Setelah Bunuh Istri
Pasien COVID-19 Membeludak, Ruang Perawatan Penuh, Pemko Palangka Raya Cari Tempat Penampungan Baru
Minuman Tradisional Kalteng Baram dan Arak Akan Dilegalkan
Jalan Provinsi Ruas Palangka Raya - Kurun Rusak, Ini Saran DPRD Gumas