Pecinta Bola Palangka Raya Doa Bersama Untuk Kanjuruan

HARU - Tampak sejumlah suporter yang ada di Kota Cantik, berdoa untuk tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang di Stadion Tuah Pahoe, Kota Palangka Raya, Senin (3/10) - Istimewa

Pecinta Bola Palangka Raya Doa Bersama Untuk Kanjuruan

PALANGKA RAYA - Para komunitas pecinta bola se Kota Palangka Raya melakukan aksi 1000 lilin untuk berdoa kepada para korban yang tewas pada tragedi Kanjuran, Malang.

Suasana duka menyelimuti tribun Satdion Tuah Pahoe, Senin (3/10) malam. Para penikmat bola yang berasal dari komunitas Aremania, Bonek, Viking, The Jak dan Kalteng Mania, berduka atas tragedi terparah dalam persepakbolaan di tanah air.

Pembacaan doa dipimpin oleh lima pemuka agama dan diikuti oleh seluruh masyarakat yang hadir dengan rasa duka mendalam atas insiden Kanjuruan, Malang.

Doa dipanjatkan kepada 125 korban jiwa dan ratusan lainnya yang masih menjalani perawatan medis. Dan, berharap tragedi serupa tak terjadi kembali di tanah air khususnya di Kalimantan Tengah (Kalteng).

Rizky Rahmadian, Media Officer Aremania Palangka Raya, mengatakan mulai kemarin Aremania Palangka Raya sudah menggelar baca doa untuk saudara-saudara mereka dan dua orang anggota mereka yang melaksanakan tour ke Malang, dan sempat tidak sadar tapi mereka selamat.

"Kami sangat berterimakasih, karena kepedulian semua seluruh Indonesia suporter sepak bola, dan pihak kepolisian mau menginisiasi duka untuk kami. Big respect untuk semua yang sudah menginisiasi acara ini," ungkap Rizky.

Ia menuturkan pihak Aremania mengakui salah. Akan tetapi tindakan represif kepolisian itu sangat mencederai sepak bola.

"Kenapa yang diserang teman-teman kami di tribun, bukan yang di lapangan. Padahal sudah dalam peraturan fifa itu sudah disebutkan bahwa senjata api dan gas air mata itu dilarang masuk ke dalam stadion untuk mengendalikan masa," katanya.

Dia juga sangat menyesali kenapa itu dilakukan. Karena kenapa? Banyak korban itu orang yang tidak tahu apa-apa. Perempuan, anak-anak, ibu-ibu dan lansia. Kalau laki-laki mungkin bisa lari, kasian yang lainnya tidak bisa lari.

"Itu gas air mata memang diarahkan ke tribun penonton. Polisi yang menembakkan, ada bukti-buktihya di televisi," cecarnya.

Ia menguraikan, bayangkan pada saat posisi tribun penuh ditembak gas air mata secara membabi-buta seperti itu pintunya kecil, orang pasti berebut akan keluar, akhirnya pintu itu seakan-akan terkunci. Semua orang dalam kondisi mata pedih sesak nafas, panik.

Kebanyakan korban itu kekurangan oksigen, karena rumah sakit yang mengakomodir pasien ini tidak menampung atau oksigen nya tidak memadai dengan membludaknya korban sebanyak itu.

Rizky berharap, kedepannya suporter dapat lebih dewasa menyikapi situasi dalam sepak bola. Karena kalah menang itu sudah biasa. 

"Cuman sekali lagi kami juga minta kepada pihak keamanan, untuk bisa mengedepankan norma-norma kemanusiaan. Kami sangat kecewa dengan kejadian yang ada di Malang karena sudah terlihat jelas dari beberapa video yang beredar, kalau memang pihak keamanan sangat represif, teman kami dipukul, teman kami diinjak ditembak gas air mata," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pecah setelah tim tuan rumah menderita kekalahan 2-3 dari Persebaya. Seketika ratusan suporter tumpah ruah ke dalam lapangan yang membuat kepolisian menembakkan gas air mata dan berakhir dengan tewasnya ratusan orang akibat kekurangan oksigen dan terinjak-injak.PR1 - Istimewa

SERTIFIKAT
Smsi

Widget