Krisis di Srilanka Kian Parah, Cadangan Devisa Terus Merosot,  SPBU Dijaga Militer

Tampak Tentara Srilanka menjaga ketat sebuah SPBU, mengantisikasi terjadi kerusuhan menyusul kelangkaan BBM akibat krisis yang melanda negara itu.

Krisis di Srilanka Kian Parah, Cadangan Devisa Terus Merosot, SPBU Dijaga Militer

JAKARTA - Ratusan SPBU di Sri Lanka dijaga ketat oleh tentara. Hal ini dilakukan demi keamanan pendistribusian bahan bakar setelah adanya kenaikan harga komoditas beberapa waktu terakhir.  Dikutip dari CNN,  kondisi ini juga membuat puluhan ribu orang mengantre berjam-jam untuk mendapatkan bensin.


Memang Sri Lanka sedang berjuang melawan krisis valuta asing dan hal ini berdampak pada devaluasi mata uang dan menekan impor barang kebutuhan seperti makanan, obat-obatan dan bahan bakar. Masyarakat Sri Lanka, Seetha Gunasekera, mengungkapkan jika pemerintah harus memberikan solusi untuk warganya.  "Semuanya jadi semakin susah gara-gara harga terus naik," kata dia dikutip dari CNN, Kamis (24/3/2022).


Juru bicara pemerintah Ramesh Pathirana mengungkapkan jika keputusan penempatan tentara di SPBU ini karnea sebelumnya ada tiga orang yang tewas ketika mengantre. Kondisi ini juga diduga adanya penimbunan dan distribusi yang tidak efisien. "Militer dikerahkan untuk membantu masyarakat, bukan untuk menghalangi mereka," jelas dia.


Juru bicara militer Nilantha Premaratne mengungkapkan jika setiap SPBU dijaga oleh dua personel tentara. Mereka membantu mengatur distribusi bahan bakar namun tetap tidak terlibat dalam mengendalikan massa. Kondisi Sri Lanka memang terus memburuk karena cadangan devisa merosot hingga 70% dalam dua tahun terakhir menjadi US$ 2,31 miliar.


Namun Sri Lanka juga harus membayar utang sebesar US$ 4 miliar tahun ini. Tak cuma itu jatuh tempo obligasi negara juga harus dibayarkan pada Juli sebesar US$ 1 miliar. Pada April, Sri Lanka akan melakukan pembahasan dengan IMF dan mereka menyewa firma hukum untuk memberi bantuan terkait restrukturisasi utang.  Net/BI1

 




SERTIFIKAT
Smsi

Widget