Artis Indonesia Darurat Asuransi, Gelantungan di Pohon Tanpa Jaminan

Artis Indonesia Darurat Asuransi, Gelantungan di Pohon Tanpa Jaminan

 

JAKARTA - Kepemilikan asuransi di kalangan artis baru-baru ini menjadi perbincangan seiring dengan kabar keluarga Indra Bekti kesulitan membayar biaya pengobatan presenter itu di rumah sakit.

Kondisi itu turut disorot oleh Evry Joe selaku Ketua Humas Pengurus Besar Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI). Menurutnya, kesadaran tentang pentingnya asuransi di kalangan pelaku industri film Indonesia juga masih rendah.

"Itu problem dari dulu, kita itu sangat minim dengan informasi asuransi. Enggak seperti artis atau pekerja seni luar negeri, mereka itu sudah di-backup oleh asuransi," tutur Evry Joe kepada CNNIndonesia.com, Rabu (4/1).

"Bayangkan, film kolosal yang aktornya tergantung di pohon atau pakai sling itu enggak ada asuransi. Sampai dulu ada artis yang jatuh dan meninggal, hanya dibawa pulang," lanjutnya.

PARFI selaku salah satu asosiasi yang menaungi artis film di Indonesia disebut sempat beberapa kali memberi imbauan kepada para pelaku industri untuk memiliki asuransi.

Kepemilikan asuransi di kalangan artis baru-baru ini menjadi perbincangan seiring dengan kabar keluarga Indra Bekti kesulitan membayar biaya pengobatan presenter itu di rumah sakit. (Detikcom/Hanif Hawari)

Namun, ajakan itu tidak serta merta mendapat respons positif dari kalangan artis lantaran hanya ada sebagian yang memutuskan mengambil asuransi. Di sisi lain, persoalan asuransi juga disebabkan karena pendapatan sejumlah aktor yang belum memadai.

"Kita pernah menyarankan untuk berasuransi, kerja sama dengan bank. Tapi repotnya itu, ada yang mau ada yang enggak," ucap Evry.

"Jadi kesadaran itu susah karena menyangkut pendapatan, karena enggak semua artis memiliki pendapatan yang memadai. Boro-boro memadai, standardisasi aja enggak ada," lanjutnya.

Evry kemudian berharap agar rumah produksi hingga stasiun televisi yang menaungi para artis memiliki kesadaran untuk menyediakan asuransi.

Di sisi lain, dia juga mendesak agar badan pemerintahan yang menaungi sektor perfilman ikut terlibat dalam persoalan ini.

Evry menilai dorongan dari badan pemerintah agar pelaku industri film sadar tentang asuransi hingga saat ini cenderung minim.

"Pemerintah itu kadang-kadang hanya memayungi doang, enggak ada menyarankan mereka harus ikut asuransi," kata Evry Joe. "Kesadaran kita orang Indonesia, bukan hanya artis, orang awam pun kesadaran untuk berasuransi kadang-kadang enggak ada juga. Begitu ada masalah, seperti ini lah akhirnya,"

Tak pelak, para artis yang tertimpa musibah semakin kesulitan ketika berhadapan dengan urusan finansial. Mereka kemudian memilih opsi alternatif yang tak selamanya berjalan mulus, seperti membuka donasi.

Evry pun menekankan asuransi masih menjadi salah satu pilihan paling ideal yang harus dimiliki oleh para artis, terutama untuk mengantisipasi peristiwa buruk yang bisa menimpa kapan saja.

"Bukan kita melarang untuk mencari donasi, itu ya wajar-wajar saja. Cuma kan alangkah bagusnya kayak kerja artis film luar negeri. Jackie Chan aja jempolnya udah diasuransi, apalagi seluruh badannya," ungkap Evry.

"Jadi kesadaran itu di Indonesia itu belum ada, baik secara personal maupun pemerintah yang memayungi perfilman Indonesia," sambungnya.

Biaya perawatan Indra Bekti belakangan ini menjadi perbincangan setelah istri sang presenter, Aldila Jelita, sempat membuka donasi penggalangan dana.

Kala itu, Aldila mengakui biaya pengobatan membengkak lantaran kondisi suaminya yang butuh perawatan intensif usai mengalami pendarahan otak.

Adik ipar Indra, Komo Ricky, juga sempat buka suara mengenai kondisi finansial yang tengah dihadapi usai operasi yang dijalani Indra Bekti. Ia menyebut Indra Bekti dan keluarganya baru bergabung dengan program asuransi sekitar enam bulan terakhir.

Sementara itu, kejadian sakit Indra Bekti yang tergolong kritis ini belum bisa diajukan klaim ke perusahaan asuransi karena belum memenuhi rentang waktu tertentu.

"Soal asuransi, jadi Kak Bekti ini baru gabung asuransi enam atau tujuh bulan lalu. Dan sakitnya ini adalah sakit yang kritis di mana kalau mau dikover harus menunggu satu tahun," kata Komo Ricky.BI1 - Net

COVID PEMPROV
COVID
GUBERNUR
SERTIFIKAT
perumahan

Widget