Wagub Kalteng Hadiri Bedah Buku ALDERA Bersama UPR

PENDIDIKAN - Wagub Kalteng Edy Pratowo berfoto bersama undangan dan peserta bedah buku ALDERA bersama di Kampus UPR, belum lama ini - MMC Kalteng

Wagub Kalteng Hadiri Bedah Buku ALDERA Bersama UPR

 

PALANGKA RAYA - Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng menghadiri kuliah umum dan bedah buku Aldera yang diselenggarakan oleh Universitas Palangka Raya (UPR), bertempat di Aula Palangka, Senin, belum lama ini.

Wagub Kalteng Edy Pratowo dalam sambutan singkatnya menyampaikan bahwa pihak Pemerintah Prov. Kalteng sangat mendukung terselenggaranya kegiatan ini dan sekaligus menyampaikan permohonan maaf dari bapak Gubernur Kalteng yang belum sempat hadir pada kegiatan tersebut.

Pada kesempatan ini ia mengatakan “ini sangat baik sekali untuk pembelajaran dan pemahaman kita semua, dan kepada adik-adik mahasiswa manfaatkan waktu ini sebaik mungkin, manfaatkan masa muda kalian sebaik mungkin, ketika ilmu-ilmu itu bisa kita dapatkan dari manapun sumbernya, dari mana pun bahannya. Insyaallah nanti ke depan Kalimantan Tengah ini juga akan dipimpin oleh adik-adik semua yang mempunyai semangat juang tinggi dan berkarya” ucap Edy.

Dalam wawancara singkatnya Edy juga mengapresiasi Universitas Palangka Raya (UPR) yang telah menyelenggarakan kegiatan kuliah umum dan bedah buku dari ALDERA diantaranya tentang kiprah perjuangan dari bapak Pius  Lustrilanang ketika beliau masih aktivis di tahun 1998 yaitu dalam rangka untuk menegakkan demokrasi, artinya dari yang dulunya otoriter sekarang sudah demokrasi secara terbuka, yakni transparan, tidak ada jarak, dulu kebebasan itu dibatasi sekarang leluasa menyampaikan aspirasi, “sekarang bagaimana semangat para pencetus, para pelaku-pelaku pada jaman reformasi itu terus dijaga, diingatkan oleh adik-adik mahasiswa sebagai generasi penerus, agar tetap semangat menyampaikan aspirasi tetapi dilandasi juga dengan kolaborasi, kebijakan yang dibuat juga berdasarkan suara yang memang menyangkut kepentingan masyarakat untuk kemajuan bangsa dan negara” tutupnya.

Rektor Universitas Palangka Raya Salampak, saat membuka rangkaian kegiatan kuliah umum dan bedah buku Aldera ini dibuka mengungkapkan bahwa acara akan disampaikan oleh Pius Lustrilanang ini penting untuk kita semua terutama untuk anak-anak mahasiswa, “karena kita akan dihadapkan pada bonus demografi pada tahun 2045, jadi anak-anak sekarang merupakan calon-calon pemimpin masa depan” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menyebut sekarang ini UPR punya motto “unggul dan berkarakter”, ketika pada saatnya nanti anak-anak kita ini lulus, mereka adalah pemimpin-pemimpin masa depan. “Hari ini kewajiban universitas seluruh Indonesia untuk menyiapkan generasi muda ini menjadi pimpinan untuk masa depan. Oleh karena itu wajib bagi dunia pendidikan untuk mengutamakan dalam menciptakan manusia-manusia unggul yang mampu bersaing di masa depan, yang mampu bersaing secara internasional, yang mampu bersaing dan berkiprah untuk menghadapi tantangan perubahan global masa depan” sebutnya.

“Di satu sisi kita harus punya karakter. Karakter Indonesia, karakter pancasila, karakter NKRI harus tetap kita bina sebagai warga negara Indonesia. Hari ini melalui pengalaman dan tulisan dari bapak Pius Lustrilanang, anak-anak mahasiswa bisa belajar menyiapkan diri menghadapi perubahan masa depan bisa kita hadapi dengan baik” tegasnya.

Dalam kuliah umumnya Pius Lustrilanang memaparkan bahwa inti dari perjuangan ALDERA adalah mengejar demokratisasi, “kalau disarikan lagi tujuan Aldera waktu itu adalah menumbangkan rezim otoriter dan menggantikannya dengan rezim demokratis” papar dia.

Panjang lebar dia menjelaskan, kekuasaan orde baru dimulai tahun 1966 dan terakhir tahun 1998, “selama 32 tahun masa kekuasaan Orde Baru, bangsa Indonesia tidak memiliki kebebasan pers, tidak ada penghormatan terhadap hak asasi manusia, ada Dwi Fungsi ABRI, oposisi ditekan serta partai disederhanakan” jelas Pius.

“Inti reformasi pada dasarnya adalah pembatasan kekuasaan, yang kemudian diterjemahkan dalam konstitusi kita menjadi pembatasan masa jabatan presiden menjadi dua kali. Seluruh pimpinan eksekutif dari pusat sampai daerah maksimal hanya bisa dua periode saja” pungkasnya.

Kegiatan ini diikuti oleh Dosen Fakultas Hukum UPR Mutia Evi Kristhy dan Dosen Fisip UPR Bhayu Rama selaku nara sumber, dengan moderator Fitria Husnatarina, Kepala Perwakilan BPK RI Prov Kalteng Muhammad Ali Asyhar, Sekda Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu, Rombongan Anggota VI BPK RI, Tim ALDERA, serta mahasiswa UPR.PR1 - MMC Kalteng

SERTIFIKAT
Smsi

Widget