Rupiah Sekarat Dekati Rp14.700 Gara-gara Inflasi dan Risiko Resesi

Ilustrasi Rupiah - Net

Rupiah Sekarat Dekati Rp14.700 Gara-gara Inflasi dan Risiko Resesi

JAKARTA - Nilai tukar rupiah melemah di level Rp14.682 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (13/6) sore.

Mata uang Garuda melemah 129 poin atau 0,89 persen dibandingkan sebelumnya.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.672 per dolar AS atau melemah dari sebelumnya sebesar Rp14.569 per dolar AS.

Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang lain di Asia, seperti yuan China turun 0,38 persen, baht Thailand 0,18 persen, ringgit Malaysia 0,39 persen, dan yen Jepang 0,16 persen.

Begitu pun dengan peso Filipina yang turun 0,6 persen, won Korea Selatan melemah 1,24 persen, dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, dolar Singapura melemah 0,12 persen.

Senada, mayoritas mata uang utama di negara maju juga melemah. Rinciannya, euro Eropa melemah 0,55 persen, poundsterling Inggris melemah 0,67 persen, dolar Kanada melemah 0,5 persen, franc Swiss melemah 0,38 persen, dan dolar Australia melemah 0,86 persen.

Analis DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah tertekan karena pasar merespons negatif lonjakan inflasi AS yang tembus 8,6 persen pada Mei 2022. Investor khawatir The Fed semakin agresif dalam menaikkan bunga acuan tahun ini.

"Sentimen terbesar dari inflasi AS, ada kekhawatiran global nanti The Fed semakin agresif," ungkap Lukman kepada CNNIndonesia.com.

Jika bunga acuan AS semakin tinggi, maka bank sentral lain berpotensi kembali mengerek suku bunga, termasuk Indonesia. Beberapa pihak khawatir suku bunga yang tinggi berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global.

"Suku bunga agresif menekan pertumbuhan ekonomi dan berimbas ke resesi," tutup Lukman.Bi1 - Net

SERTIFIKAT
Smsi

Widget