Bupati Gumas Paparkan Inovasi BELL BOX TB Berkesan dalam Lomba KIPP 2021

Bupati Gunung Mas Jaya Samaya Monong didampingi sejumpah pejabat, saat pemaparan dalam lomba kompetensi inovasi pelayanan publik yang dilaksanakan melalui zoom meeting, di ruang rapat lantai I Kantor Bupati, Rabu (14/7/2021).

Bupati Gumas Paparkan Inovasi BELL BOX TB Berkesan dalam Lomba KIPP 2021

KUALA KURUN - Kegiatan lomba kompetensi inovasi pelayanan publik yang dilaksanakan melalui zoom meeting, di ruang rapat lantai I Kantor Bupati, Rabu (14/7/2021),  diikuti Bupati Gunung Mas Jaya Samaya Monong,  Sekretaris Daerah  Yansiterson, Kepala Dinas Kesehatan  dr. Maria Efianti, serta pihak terkait lainnya.

 

Webinar ini diselenggarakan oleh Kementerian PANRB. Dalam hal ini Kabupaten Gunung Mas diwawancarai melalui Bupati Gunung Mas dalam rangka penilaian Kompetensi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tahun 2021.

 

Adapun Tim Panel Independen (TPI) KIPP 2021 yakni Prof. Dr. JB Krsitiadi, Prof. Dr. R. Siti Zuhro, Dadan S. Suharmawijaya, Sri Haruati Indah  Suksmaningsih, Haris Turino, Prof. Dr. Eko Prasojo, Erry R. Hardjapamekas, Neneng Goenadi, Nurjaman Mochtar, Tulus Abadi, Rudiarto Sumarwono.

 

Bupati  Jaya Samaya Monong menyampaikan  ucapan terimakasih kepada Tim Panel Independen (TPI) KIPP 2021 dan Dewan Juri yang telah memberikan penilaian, sehingga proposal  dengan judul BELL BOX TB BERKESAN:  Berantas dan Eliminasi Penyakit Tuberkulosis dengan Bell Box Dering Kesembuhan, dapat masuk dalam top 99 kompetensi inovasi pelayanan publik tahun 2021.

 

Bupati Gunung Mas Jaya Samaya Monong  menyampaikan,  visi dan misi pemerintah daerah Kabupaten Gunung Mas yaitu tiga smart Agro, Smart Human Resources dan Smart Touris, Program utama di tahun 2021 ini masih tetap dengan tiga smart yang diprioritaskan pembangunan yang akan dilakukan.

 

Sejalan hal tersebut,  inovasi yang dikembangkan merupakan inovasi yang sangat penting menjadi pilar Smart Human Resources pengembangan sumberdaya manusia yang sehat dan cerdas. “Seperti kita ketahui bahwa salah satu masalah yang dihadapi Kabupaten Gunung Mas dalam bidang kesehatan, jumlah penderita Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi penyebab kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS),”

 

Tuberculosis (TBC) umumnya menyerang paru, tetapi bisa juga menyerang organ tubuh lainnya. Penyakit menular ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Satu orang pasien dengan Basil Tahan Asam (BTA) Positif bisa menularkan kepada 10 - 15 orang di sekitarnya setiap tahun. Pada tahun 2016, jumlah ditemukan 77 kasus, pada tahun 2017 jumlah kasus ditemukan 133 kasus, pada tahun 2018 jumlah kasus ditemukan 193.

 

Jaya Samaya Monong dalam materinya menjelaskan, Dinas Kesehatan mempunyai terobosan. Dikembangkan sebuah inovasi yang bernama: BELL BOX TB BERKESAN (Brantas Dan Eliminasi Penyakit Tuberkulosis Melalui Bell Box Dering Kesembuhan). Ini dilakukan pada akhir tahun 2018, di 1 desa sebagai pilot project dengan 2 jumlah pasien.

 

Nilai kebaruan dari inovasi ini, jelas Jaya, terletak pada dua hal.  Pertama aspek pengawasan, sebelum inovasi pengawasan lebih menitikberatkan pada keluarga sebagai PMO, sesudah inovasi pengawasan melibatkan keluarga dan petugas kesehatan sebagai PMO.

 

Yang kedua aspek sarana, sebelum inovasi tidak ada sarana, sesudah inovasi dilengkapi dengan sarana penunjang (jam weker/alarm HP, kalender pengobatan box. “Kami terapkan inovasi ini di wilayah Puskesmas Tumbang Masukih (Desa Rangan Hiran). Alasan memilih desa tersebut adanya temuan kasus TBC kurangnya kepatuhan dalam menelan obat daerah/lokasi terpencil dan tidak ada jangkauan sinyal tingkat pengetahuan dan pendidikan kurang,” katanya.

 

Penerapan Inovasi BELL BOX TB mulai dari akhir tahun 2018-2019 dan dinilai berhasil. Pada tahun 2020 mulai di program pada skala lebih luas. Bupati Gunung Mas Jaya Samaya Monong menguraikan, BELL BOX TB berkesan dampak positif  terhadap perkembangan dua pasien di Desa Rangan Hiran sehingga keduanya sembuh tepat waktu.

 

Dampak inovasi ini, yang pertama mengurangi angka putus pengobatan, yang kedua  meningkatkan angka keberhasilan pengobatan. Tiga, menurunkan prevalensi kasus TBC. Empat, efektif dan efisien waktu dalam pengobatan.

 

Berdasarkan hasil yang dilakukan Pemkab Gumas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas, memandang perlu untuk menerapkan pola dalam  inovasi yang lebih besar kepada 17 Puskesmas yang ada di Kabupaten Gunung Mas.

 

Sedangkan dalam surat Kepala Dinas Kesehatan tentang penerapan inovasi BELL BOX TB berkesan di Kabupaten Gunung Mas menerapkan standar operasional prosedur (SOP) pengawasan obat.  Sosialisasi dan edukasi ke seluruh Puskesmas dan SK tentang kewajiban pemberlakuan inovasi BELL BOX TB berkesan di setiap wilayah kerja Puskesmas yang ada di Kabupaten Gunung Mas.

 

Lebih lanjut Jaya Samaya Monong mengatakan, dalam masa pandemi penerapan inovasi BELL BOX TB berkesan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada sebelum pandemi pengawasan fisik peran PMO 40% tenaga kesehatan dan 60% keluarga.

 

Sedangkan masa pandemi porsi kehadiran fisik dikurangi, 20% tenaga kesehatan dan 80% keluarga. Kehadiran fisik tenaga kesehatan masih diperlukan memberikan edukasi bagi tenaga kesehatan, diberikan APD jika dilakukan pengawasan kunjungan rumah.

 

Komunikasi dengan pasien rutin dilakukan dengan menggunakan telepon (Satelit untuk daerah tidak ada signal) dan WA/daring (Daerah yang terjangkau jaringan internet). “Saya secara pribadi sebagai Kepala daerah bangga dengan inovasi yang dikembangkan.  Walaupun kelihatan sederhana tetapi dampaknya terasa. Terbukti sudah dirasakan oleh dua pasien di Desa Rangan Hiran yang lokasinya terpencil dan jauh dari akses komunikasi,” katanya.

 

“Saya mendukung penuh penerapan inovasi Bell Box berkesan sedang berjalan yang diterapkan pada 17 Puskesmas yang ada di Kabupaten Gunung Mas. Semoga inovasi ini mempercepat  eliminasi TBC di Kabupaten Gunung Mas,” tutupnya. GM2

SERTIFIKAT
Smsi

Widget