Gubernur Kalteng Hadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah

RAKOR - Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran saat menghadiri secara virtual Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin langsung oleh Mendagri Tito Karnavian di Aula Jayang Tingang, Selasa (30/8) - MMC Kalteng

Gubernur Kalteng Hadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah

PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H. Sugianto Sabran menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin Langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Selasa (30/8).

Nampak hadir mendampingi Mendagri diantaranya Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo dan Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono. Dari tempat terpisah hadir Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi H. Abdul Halim Iskandar.

Dalam arahannya, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan dengan adanya pandemi COVID-19, semua negara, semua kepala daerah di seluruh Indonesia, sama-sama menghadapi krisis kesehatan yang sama besar untuk pertama kalinya terbesar dalam sejarah yang berlangsung selama dua tahun lebih dan saat ini juga belum selesai.

“Kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita termasuk negara yang bisa mengendalikan COVID-19 dan survive secara ekonomi, karena semua kepala negara, kepala daerah berada pada persoalan yang sama yaitu targetnya dalam menghadapi COVID-19 adalah bisa mengendalikan pandemi dengan berbagai indikatornya yang berdampak menurunnya kasus tersebut di bawah standar,” tutur Tito.

Tito Karnavian mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh relatif cukup baik. Namun ada hal yang perlu diwaspadai yaitu ketidakmampuan negara-negara lain mengatasi pandemi COVID-19 dan ketidakmampuan negara lain menjaga ekonominya yang bisa berdampak ke Indonesia karena Indonesia merupakan bagian dari sistem globalisasi ekonomi.

“Ditambah lagi perang Rusia dan Ukraina yang berdampak terhadap perekonomian. Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan ekonomi global mengalami efek dari pertumbuhan yang lebih lambat dan inflasi yang lebih cepat. Dampak tersebut akan mengalir ketiga saluran utama Antara lain harga komoditas yang lebih tinggi, ekonomi dan perdagangan akan terganggu serta berkurangnya kepercayaan bisnis dan ketidakpastian,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui Rusia dan Ukraina adalah produsen komoditas minyak, gas alam dan gandum.

Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono dalam paparannya berbagai capaian indikator makro ekonomi Indonesia sampai dengan semester I tahun 2022 ini menunjukan adanya perbaikan sampai dengan semester II tahun 2022.

“Menjadi catatan agar kita terus berupaya bersama-sama menjaga inflasi. Perlu waspada terhadap kenaikan harga komoditas bergejolak, komoditas yang diatur oleh pemerintah serta komoditas energi dan pangan yang diimpor (imported inflation)”, tandasnya.PR1 - MMC Kalteng

SERTIFIKAT
Smsi

Widget