BNPB Prediksi Karhutla 2023 Bakal Lebih Masif dari 2 Tahun Sebelumnya

Ilustrasi Karhutla - Net

BNPB Prediksi Karhutla 2023 Bakal Lebih Masif dari 2 Tahun Sebelumnya

 

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia sepanjang 2023 ini bakal lebih masif dari pada dua tahun sebelumnya.

Hal itu disebabkan kondisi perubahan cuaca, di mana musim panas diprediksi akan lebih panjang pada 2023.

"Sebagai informasi dari BMKG, justru di tahun 2023 ini musim panasnya lebih panjang. Sehingga kami prediksi di 2023 ini operasi penanganan kebakaran hutan dan lahan akan lebih besar dari pada 2021 dan 2022," kata Suharyanto dalam Rapat Kerja bersama Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (18/1).

Suharyanto menambahkan pada 2021 luas lahan terbakar seluas 358.867 hektar. Kemudian turun 43 persen pada 2022 atau luas lahan yang terbakar seluas 204.894 hektar pada 2022.

Suharyanto melanjutkan pemerintah tengah memprioritaskan penanganan karhutla di enam provinsi Indonesia, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Dengan demikian, BNPB menurutnya tengah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk melakukan mitigasi di awal tahun ini. Salah satunya adalah melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Suharyanto menyebut TMC telah terbukti efektif, salah satunya dibuktikan pada pencegahan 'badai' yang diprediksi jelang Nataru tahun lalu. Ia mengatakan TMC awalnya hanya bisa dilakukan oleh BRIN dan TNI AU. Kondisi itu menyebabkan TMC tak bisa dilaksanakan di beberapa daerah lantaran terbatas.

"Jadi kami kontingensi di 2023, kami sudah rapat koordinasi, dan diizinkan untuk 2023, di samping mengerahkan unsur pemerintah juga bisa mengerahkan unsur swasta," kata dia.

Dalam rapat itu, Suharyanto menerangkan selama periode 1-17 Januari 2023, di Indonesia sudah dilaporkan terjadi 81 kali bencana yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah seperti cuaca ekstrem dan banjir.

Dari 81 kejadian bencana itu, tercatat sebanyak 306.978 orang mengungsi dan menderita, 16 orang lainnya luka-luka, dan lima di antaranya meninggal dunia.

"Dengan kata lain, memang tiap hari di negara kita ini terjadi 4-5 kali bencana," ujar Suharyanto.BI1 - Net

SERTIFIKAT
Smsi

Widget