Pemuda Dayak Diajak Berkreasi dalam Festival Lewu Dayak

Direktur JPIC Kalimantan Fr Sani Lake dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah, Guntur Talajan, foto bersama para pemuda dari Komunitas Dayak Voices, saat peluncuran Festival Lewu Dayak di Rumah Tjilik Riwut Galery & Resto Palangka Raya, Senin (14/9/2020) sore.

Pemuda Dayak Diajak Berkreasi dalam Festival Lewu Dayak

PALANGKA RAYA –  JPIC Kalimantan bersama Komunitas Dayak Voices menggelar Festival Lewu Dayak, 14 September hingga 30 November 2020. Direktur JPIC Kalimantan Fr Sani Lake mengajak para pemuda Dayak di Kalteng mengikuti festival ini, berkreasi dengan karya yang dilombakan. Festival ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya anak-anak muda Dayak dalam membangun gerakan bersama dan bersolidaritas dalam pelestarian budaya masyarakat asli Dayak melalui bercerita, foto dan film.

Semuanya akan terdokumentasikan dengan baik, sehingga nanti yang cerita akan dibuat buku, sedangkan yang video atau film akan dipublikasi seluas-luasnya tidak hanya oleh JPIC dan Dayak Voices tetapi juga Kemendikbud,” ungkap Sani dalam rilisnya kepada media, Senin (14/9/2020).

Festival Lewu Dayak dimulai pada Senin 14 September hingga 30 November 2020. Penjurian dilakukan pada 1-12 Oktober, kemudian pengumuman pemenang pada 16 Oktober. Selanjutnya akan digelar Workshop pemenang dan semua peserta pada 20-31 Oktober.

Festival Lewu Dayak mengangkat tajuk, Kisah Dayak vs Pandemic Covid-19. Ada tiga kategori lomba, meliputi kompetisi foto, cerita daerah dan video. Kriteria kompetisi foto; peserta berusia antara 15-25 tahun, mengirim 5 foto dengan narasi singkat, dan lokasi foto di Kalteng. Cerita rakyat, peserta usia 15-25 tahun, cerita maksimal 2 halaman kertas A4, dan cerita yang dikirim merupakan keunikan atau khas masyarakat Dayak dalam menghadapi pandemi.  Selanjutnya kategori video, peserta usia 20-30 tahun, video berdurasi 15 menit, maksimal 4 orang dalam tim atau individu, dan lokasi video di Kalteng.

Menurut Sani, festival ini akan menjadi momen baik budaya Dayak untuk kembali merayakan hak-hak masyarakat adat nya.  Festival memiliki tujuan untuk meningkatkan kreativitas dan partisipasi pemuda-pemudi dalam melestarikan kebudayaan Dayak dimasa pandemic, serta menyebarluaskan dalam skala nasional hingga internasional. “Manfaat yang kami harapkan adalah peningkatan pengetahuan pemuda-pemudi dalam menghasilkan karya budaya dalam bentuk tulisan cerita, foto, dan video singkat yang ikut memperkaya khasanah budaya nusantara yang bersumber dari budaya asli Dayak,” kata Sani.

Dalam pelaksanaan Festival Lewu Dayak ini, JPIC Kalimantan dan Komunitas Dayak Voices bermitra bersama Gerakan Harmoni dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kemitraan ini menjadi bagian dari upaya bersama dalam Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) dalam konteks kebudayaan masyarakat adat Dayak di Kalimantan Tengah.  Festival Lewu Dayak ini adalah sebuah Festival perdana.

Festival Levu Dayak ini memilih tema Peran Pemuda Dalam Menjaga Kearifan Lokal Di Masa Pendemic Covid-19 Melalui Media Foto, Film dan Cerita”. Singkatnya, Festival Budaya Lewu Dayak: Kisah Dayak vs Pandemic Covid 19.  JPIC Kalimantan dan Komunitas Dayak Voices memilih tema ini sebagai ruang dimana anak-anak muda Dayak berkreasi melalui foto, film dan cerita dalam mengispirasi kita semua melalui kehidupan dan kebudayaan masyarakat adat Dayak dalam merawat harmonisasi antara manusia, manusia dengan alam demi membangun kehidupan bersama yang berkeadilan di Indonesia.

Pelaksanaan Festival Lewu Dayak ini sendiri mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Kebudayaandan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah, Guntur Talajan.  Festival ini, diakui Guntur, akan memunculkan seniman-seniman baru di Kalteng yang perlu didorong untuk mengenalkan adat dan budaya Dayak Kalimantan Tengah.

“Kalteng ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang mengelola sumber daya alam, kerusakan alam pun banyak. Budaya Dayak tak terlepas dari alam, sehingga kegiatan seperti ini harus didorong terus agar generasi yang barubisa lebih mencintai alam juga budayanya,” kata Guntur. Adapun total hadiah mencapai Rp90 juta. Seluruh hasil karya para pemenang akan dikumpulkan untuk menjadi materi kampanye pelestarian budaya masyarakat Dayak Kalteng. (PR1)

 

 

SERTIFIKAT
Smsi

Widget